Minggu, 11 Desember 2011

Prebiotik

Prebiotik adalah nondigestible food ingredient yang mempunyai pengaruh baik terhadap host dengan memicu aktivitas, pertumbuhan yang selektif, atau keduanya terhadap satu jenis atau lebih bakteri penghuni kolon (Salminen, 1998; Gibson, 2000; Roberfroid, 2000). Prebiotik pada umumnya adalah karbohidrat yang tidak dicerna dan tidak diserap biasanya dalam bentuk oligosaccharide (oligofructose) dan dietary fiber (inulin) (Reddy, 1998; Reddy, 1999).

Food ingredient yang diklasifikasikan sebagai prebiotik harus:
1.  Tidak dihidrolisa dan tidak diserap dibagian atas traktus gastrointestinal sehingga dapat mencapai kolon tanpa mengalami perubahan struktur dan tidak diekskresikan dalam tinja.
2. Substrat yang selektif untuk satu atau sejumlah mikroflora komensal yang menguntungkan dalam kolon, jadi memicu pertumbuhan bakteria yang aktif melakukan metabolisme
3.  Mampu merubah mikroflora kolon menjadi komposisi yang menguntungkan kesehatan (Collin, 1999; McFarlane, 1999; Roberfroid, 2000). Supaya lebih efektif kerja prebiotik fermentasi selektif adalah hal yang sangat esensial (Gibson, 1998).

Probiotik

Probiotik adalah mikroorganisme (bakteri) hidup yang dapat memberikan manfaat dengan meningkatkan keseimbangan dan fungsi fisiologis mikroflora yang terdapat dalam usus manusia (Liong 2005). Probiotik dapat memodulasi system imun, menurunkan kolesterol, meningkatkan toleransi laktosa, dan mencegah kanker.

Beberapa jenis probiotik dan manfaatnya (Reid, 2005)

Quote #5

Salah dua fungsi dari menangis / mengeluarkan air mata:
1. Air mata ternyata juga mengeluarkan hormon stres yang terdapat dalam tubuh yaitu endorphin leucine-enkaphalin dan prolactin.
2. Di dalam air mata terkandung cairan yang disebut dengan lisozom yang dapat membunuh sekitar 90-95% bakteri-bakteri.
so, jangan pelit dengan air mata kita...


Bukan kah Rosululloh shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Ada dua mata yang tidak akan tersentuh api neraka:
mata yang menangis karena takut kepada AllÄh. dan
mata yang begadang berjaga dalam jihad fi sabilillah”
(Sunan at Tirmidzi no.1563, berkata Abi Isa, “hadits ini hasan gharib)

Source: Aziz A.

Generasi Sehat

Kesehatan, pendidikan, dan ekonomi merupakan tiga serangkai yang sangat mempengaruhi kualitas sumberdaya manusia. Sedangkan sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas merupakan modal utama atau investasi dalam pembangunan nasional. Islam pun telah memerintahkan agar  kita tidak meninggalkan generasi yang lemah. Dalam hal ini, anak-anak merupakan asset yang sangat berharga untuk Islam maupun negeri ini.
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar (QS An Nisaa : 9)

Sabtu, 10 Desember 2011

Osteoporosis


Apa itu osteoporosis? Menurut WHO, osteoporosis merupakan kondisi yang dikarakterisasi dengan rendahnya densitas mineral tulang dan kerusakan jaringan tulang secara mikro yang mengakibatkan peningkatan risiko patah tulang. Sedangkan menurut kamus kedokteran Dorland edisi 29, osteoporosis merupakan pengurangan massa tulang; menyebabkan fraktur setelah trauma minimal. Bahasa sederhananya, osteoporosis adalah keropos tulang.

Osteoporosis dapat ditentukan dengan mengukur densitas mineral tulang (bone mineral density-BMD). Metode yang untuk mengukur BMD menggunakan dual energi X-ray absorptiometri (DXA) yang akan memberikan nilai T yang merupakan nilai standar deviasi (SD) dari rata-rata BMD pada populasi normal usia 20 tahun saat puncak kepadatan tulang. Osteoporosis ditunjukkan dengan nilai T<-2,5. Sedangkan untuk nilai -2,5<T<-1 disebut osteopenia.

Data WHO pada tahun 2002 menunjukkan prevalensi osteoporosis di dunia menempati urutan ke-6 tertinggi dengan jumlah penderita 3 juta populasi manusia. Sedangkan prevalensi osteoporosis di Indonesia berdasarkan data Puslitbang Gizi Depkes RI pada tahun 2006 menunjukkan bahwa sebesar 41,7% penduduk di Indonesia menderita osteopenia dan sebesar 10,3% menderita osteoporosis. Menurut Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (POI), perbandingan jumlah berdasarkan kelamin yaitu pada populasi di atas 50 tahun, penduduk pria penderita osteoporosis sebesar 28,8% dan penderita wanita sebesar 32,3%.